|
Profil Alumni
Darman F. Saragih
Siapa yang tidak
kenal dengan Pak Darman Saragih, dosen Politeknik jurusan Sipil yang
takut akan Tuhan, berlogat Simalungun. Dosen kelahiran Simalungun,
06 November 1961 ini adalah Alumni Politeknik jurusan Teknik Sipil
stambuk 1983 terpilih menjadi Profil Alumni kali ini melihat
eksistensinya dalam profesi dan pelayanannya hingga saat ini. Mari
kita mengenal beliau lebih dalam dan kiranya semakin membangun kita
semua.
Masa kecil Pak
Darman dilewati sebagaimana yang lainnya, rajin ke sekolah minggu
karena orang tua Pengurus GKPS disana. Prestasi belajar sudah mulai
terlihat ketika duduk di bangku SD-SMP selalu masuk 3 besar, dan
ketika STM dan di Politeknik selalu menjadi juara. Sehingga setamat
dari Politeknik beliau diterima mengajar di Politeknik mulai Oktober
1986-1987. Dan berkat rahmat Tuhan, setelah melalui seleksi ketat
se-Indonesia, beliau memenangkan beasiswa dari Politeknik untuk
program S-1 di Swiss. Dan inilah merupakan rencana Tuhan yang indah
atas dirinya karena beliau bertemu secara pribadi dengan Tuhan Yesus
disana.
Selama 4 tahun
perkuliahan dijalani dengan praktikum 1 tahun, kuliah tatap muka 3
tahun dan kemudian bekerja selama 1 tahun. Bulan Maret 1993 beliau
pulang kembali ke Indonesia dengan membawa gelar Diploma Ing. Dan
langsung kembali mengajar di Politeknik pada bulan April 1993.
Disitulah Pak Darman mulai mengikuti kegiatan di KMSK Politeknik (sekarang
KMK Polmed-red) saat Bang Johanes Butar-butar menjabat sebagai
Koordinator.
Kisah pertobatan
beliau diawali sewaktu Paskah 1991 ada seminar KKR oleh Hamba Tuhan
D. Scheunemann (pernah menjadi rektor STT I3 Batu Malang), diajak
orang tua angkat. Saat mendengarkan seminar itu Pak Darman yang
akrab dipanggil Pak D, merasa banyak sekali ditegur sehingga tanpa
direncanakan beliau pergi ke ruang belakang gereja menemui Hamba
Tuhan yang menyambutnya dengan ramah membuat Pak Darman langsung
bercerita semua apa yang dirasakannya saat itu yaitu kekosongan jiwa,
ketakutan akan neraka dan pelanggaran/dosa-dosa yang telah dilakukan
dalam hidupnya. Bapak Scheunemann pun membimbing kepada pertobatan,
pengakuan dosa dan menerima Yesus secara pribadi. Setelah itu
perasaannya seperti melayang, tidak punya beban seperti sebelumnya
dan begitu lega. Ia langsung mengirim surat kepada teman-teman,
sanak famili tentang kesaksian ini.
Namun kemudian
karena tidak ada pembinaan intensif maka tidak ada pertumbuhan. Hal
ini membuatnya rindu untuk pulang, mendengar di Indonesia terjadi
kebangunan rohani dan banyak muncul persekutuan. Saat mengikuti
Kebaktian perdana di Politeknik, Pak Darman merasa disambut Tuhan
dan berkata dalam hati “inilah yang saya cari itu”
selanjutnya ia mengikuti semua kegiatan KMSK Politeknik bahkan
karena keirnduan untuk bertumbuh juga mengikuti kebaktian di TB
Moria, di YPDPA, pokoknya dalam satu minggu bisa 4x kebaktian.
Inilah yang membuat pertumbuhannya maju pesat.
Pelayanan di GKPS
Jl. Terompet dimulai tahun 1995 setelah selama 2 tahun aktif
mengikuti ibadah disana. Sebab pelayanan kampus sebagai
perpanjangan tangan gereja mempersiapkan Alumni yang mampu/terampil,
bisa diandalkan dan takut akan Tuhan, dan menjadi terang di
gerejanya masing-masing apalagi bila telah berkeluarga. Di GKPS Pak
Darman bersama dengan Pak Surya Sembiring dkk, aktif menjadi team
doa, majelis, dimana mereka mendoakan seluruh pelayanan gereja tsb
setiap Kamis selesai sermon majelis. Demikianpun urutan prioritas
pelayanan Pak Darman adalah: Kampus Politeknik, Gereja, barulah
pelayanan yang lainnya. Visi Kampus ia dapatkan jelas di tahun 1997
saat keluar SK Pegawai Negeri per tgl 01 Februari 1997 tepat
kelahiran putra pertamanya Joy Samuel. Beliau sudah 3x kesempatan
melamar Peg. Negeri di Politeknik namun tidak tembus. Tahun 1996
untuk kali ke-4 Pak Darman melamar dan menjadi doanya beserta
seluruh Koordinasi KMSK, bila Tuhan mengizinkan tembus Peg. Negeri
maka Pak Darman akan melayani sebagai Pembina KMSK Politeknik.
Dalam hal karier,
Pak Darman bekerinduan mengambil S-2 dan terwujud pada bulan Agustus
2001-September 2003, beliau berangkat ke Bandung mengambil program
Pasca Sarjana jurusan Teknik Sipil di ITB. Hal ini dilakukan karena
beliau merasa Tuhan anugerahkan potensi/kemampuan megembangkan
SDM-nya, dan juga untuk pengembangan karier di Politeknik faktor
gelar menjadi dominan untuk meraih jabatan, dan disamping itu untuk
mempraktekkan kemampuan dan penghasilan dari tunjangan jabatan
dengan sendirinya akan mengikuti. Sesuai dengan keputusannya
melayani di kampus beliau merasa perlunya orang Kristen memiliki
posisi di Politeknik untuk keseimbangan dengan UKM yang lain. Sebab
terkadang mahasiswa kurang ditanggapi, tetapi Dosen akan lebih
didengarkan, apalagi bila memiliki jabatan penting. Karena itu mari
kita doakan agar karier Pak Darman dapat terus berkembang dan meraih
jabatan penting demi kemuliaan nama Tuhan.
Pak Darman
menikah dengan Jerny Samaria Purba pada tgl 17 Februari
1996. Beliau merasa bersyukur karena pada waktu yang tepat Tuhan
mempertemukan dan mempersatukan dengan orang yang tepat pula.
Mencari teman hidup setelah bertobat jauh lebih indah pada
waktu-Nya. Bulan November 1994 saat Jam Doa Semalaman seluruh
koordinasi KMSK berdoa untuk Pak Darman karena usia juga sudah
mendesak. Tuhan bekerja dengan cara-Nya sendiri memberikan seorang
anak Tuhan mantan koordinasi KMSK juga yang kerohaniannya sudah
lebih mantap, tetapi Pak Darman dapat menyeimbangkan dengan
pertumbuhan rohani yang pesat. Mereka dikaruniai 2 putra : Joy
Samuel dan Duwin Feloi kelahiran Bandung, 27 Juni 2002.
Dalam kehidupan berkeluarga Pak Darman selalu melihat kepada prinsip
segitiga emas, Kristus diatas dan suami/istri di sudut kaki
kiri-kanan. Bagaimanapun akrabnya bila suami-istri tidak menyatu
dengan Kristus bisa tangguh tetapi ke arah lain. Namun bila melekat
kepada Kristus maka baik suami maupun istri harus sama-sama
bertumbuh kepada Kristus. Semakin dekat kepada Kristus otomatis
suami/istri juga semakin dekat. Istri yang sepadan menjadi penolong
dan pendukung suami sehingga sangat mendukung untuk prioritas
pelayanan. Kehidupan rumah tangga dalam Tuhan bukan berarti tanpa
konflik, semua pasti ada, tetapi dengan takut akan Tuhan bisa lebih
baik mengatasi konflik, bisa diatasi seiring dengan pertumbuhan
rohani berkeluarga. Istri yang takut akan Tuhan juga memberi
dukungan di saat-saat sulit, menjadi penolong dan bukan perongrong.
Menurut Pak Darman, menjadi seorang Bapak, kepala keluarga, seorang
suami harus dipelajari khusus tiap-tiap hari karena masalah akan
berkembang saat baru menikah, kemudian punya anak 1, punya anak 2,
saat anak mulai sekolah, dan seterusnya pembelajaran itu tidak akan
pernah lulus. Kuncinya adalah intensitas persekutuan tidak boleh
timpang antara suami dan istri. Mendidik anak kepada Kristus juga
harus sesuai dengan praktek di rumah. Kerinduan Pak Darman adalah
membina kerohanian anak dari kecil dan membawanya kepada Kristus.
Pesan Pak Darman
untuk semua Alumni Politeknik adalah Matius 6:33. Berbahaya kalau
kita sudah tidak sabar untuk mencari lebih dahulu ‘apa yang
ditambahkan’ tsb, tidak sabar menunggu kapan, berapa banyak.
Seharusnya mensyukuri apa yang ada, tidak mengejar materi tetapi
mengejar melayani Tuhan. Jika ingin punya mobil, punya materi,
mengejar apapun jalannya harus tetap lurus, kalau mengikuti jalan
dunia ini apa gunanya? Semua itu akan ditinggalkan. Sabarlah
menderita, sabarlah sederhana, kalau tidak semua akan terlantar:
kerohanian terlantar, rohani anak, suami/istri terlantar. Ingatlah
Mazmur 127 itu. Justru didalam kesulitan disaat tidak ada uang,
tidak ada air, disitu doa kita menjadi intensif, penyerahan total
dan nyata Tuhan selalu memberikan jalan keluar. Begitulah
pengalaman hidup yang dirasakan oleh mereka, khususnya selama di
Bandung. Walau kadang masih ada kekuatiran tapi Tuhan selalu
mencukupkan. Dan itu semakin mengajar mereka berharap dan beriman
kepada Tuhan.
Sebagai penutup,
yang menjadi Motto Pak Darman sebagaimana sering diucapkannya dalam
khotbah: Kalau kita sibuk memikirkan pekerjaan Tuhan, Tuhan juga
sibuk membantu mengerjakan pekerjaan kita. Lebih ringkasnya lagi:
Kalau kita sibuk dengan urusan Tuhan, Tuhan pasti sibuk dengan
urusan kita. Tidak pernah putus makan karena kurang waktu untuk
cari makan akibat sibuk pelayanan, tidak juga takut kurang uang.
Karena hal ini sudah beberapa kali dialami oleh mereka membuat
mereka semakin beriman dan tetap menunaikan tugas pelayanan mereka.
Maju terus Pak Darman, Tuhan Yesus memberkati. (ts)
Lihat Profil Alumni Lainnya :
- Bintoro Simangunsong |
|