Ikatan Alumni Kristen Politeknik Medan

Ikatan Alumni Kristen Politeknik

Medan

 
 

 

Tuhan, Engkau adalah alas yang kuat, batu karang atas mana kubangun hidupku. Kini dalam saat kesulitanku janganlah tinggalkan aku sedetikpun, supaya apabila pikiranku sedang kacau, sibodoh yang mengira bahwa tidak ada Allah, jangan menghinaku. Kiranya Engau selalu dekat padaku; beritahukan aku bahwa Engkaulah yang menentukan ini dan dalam kehadiran-Mu biarlah aku tetap bergembira, sehingga orang-orang yang melihat aku dapat melihat Engkau dan menyaksikan bahwa Engkau sedang menggenapkan pekerjaan-Mu yang mulia di dalam aku.

= Elizabeth Thomas =

 

Profil Alumni

 

Darman F. Saragih

 

Siapa yang tidak kenal dengan Pak Darman Saragih, dosen Politeknik jurusan Sipil yang takut akan Tuhan, berlogat Simalungun.  Dosen kelahiran Simalungun, 06 November 1961 ini adalah Alumni Politeknik jurusan Teknik Sipil stambuk 1983 terpilih menjadi Profil Alumni kali ini melihat eksistensinya dalam profesi dan pelayanannya hingga saat ini.  Mari kita mengenal beliau lebih dalam dan kiranya semakin membangun kita semua.

Masa kecil Pak Darman dilewati sebagaimana yang lainnya, rajin ke sekolah minggu karena orang tua Pengurus GKPS disana.  Prestasi belajar sudah mulai terlihat ketika duduk di bangku SD-SMP selalu masuk 3 besar, dan ketika STM dan di Politeknik selalu menjadi juara.  Sehingga setamat dari Politeknik beliau diterima mengajar di Politeknik mulai Oktober 1986-1987.  Dan berkat rahmat Tuhan, setelah melalui seleksi ketat se-Indonesia, beliau memenangkan beasiswa dari Politeknik untuk program S-1 di Swiss.  Dan inilah merupakan rencana Tuhan yang indah atas dirinya karena beliau bertemu secara pribadi dengan Tuhan Yesus disana.

Selama 4 tahun perkuliahan dijalani dengan praktikum 1 tahun, kuliah tatap muka 3 tahun dan kemudian bekerja selama 1 tahun.  Bulan Maret 1993 beliau pulang kembali ke Indonesia dengan membawa gelar Diploma Ing.  Dan langsung kembali mengajar di Politeknik pada bulan April 1993.  Disitulah Pak Darman mulai mengikuti kegiatan di KMSK Politeknik (sekarang KMK Polmed-red) saat Bang Johanes Butar-butar menjabat sebagai Koordinator.

Kisah pertobatan beliau diawali sewaktu Paskah 1991 ada seminar KKR oleh Hamba Tuhan  D. Scheunemann (pernah menjadi rektor STT I3 Batu Malang), diajak orang tua angkat.  Saat mendengarkan seminar itu Pak Darman yang akrab dipanggil Pak D, merasa banyak sekali ditegur sehingga tanpa direncanakan beliau pergi ke ruang belakang gereja menemui Hamba Tuhan yang menyambutnya dengan ramah membuat Pak Darman langsung bercerita semua apa yang dirasakannya saat itu yaitu kekosongan jiwa, ketakutan akan neraka dan pelanggaran/dosa-dosa yang telah dilakukan dalam hidupnya.  Bapak Scheunemann pun membimbing kepada pertobatan, pengakuan dosa dan menerima Yesus secara pribadi.  Setelah itu perasaannya seperti melayang, tidak punya beban seperti sebelumnya dan begitu lega.  Ia langsung mengirim surat kepada teman-teman, sanak famili tentang kesaksian ini.

Namun kemudian karena tidak ada pembinaan intensif maka tidak ada pertumbuhan.  Hal ini membuatnya rindu untuk pulang, mendengar di Indonesia terjadi kebangunan rohani dan banyak muncul persekutuan.  Saat mengikuti Kebaktian perdana di Politeknik, Pak Darman merasa disambut Tuhan dan berkata dalam hati “inilah yang saya cari itu”  selanjutnya ia mengikuti semua kegiatan KMSK Politeknik bahkan karena keirnduan untuk bertumbuh juga mengikuti kebaktian di TB Moria, di YPDPA, pokoknya dalam satu minggu bisa 4x kebaktian.  Inilah yang membuat pertumbuhannya maju pesat.

Pelayanan di GKPS Jl. Terompet dimulai tahun 1995 setelah selama 2 tahun aktif mengikuti ibadah disana.  Sebab pelayanan kampus sebagai perpanjangan tangan gereja mempersiapkan Alumni yang mampu/terampil, bisa diandalkan dan takut akan Tuhan, dan menjadi terang di gerejanya masing-masing apalagi bila telah berkeluarga.  Di GKPS Pak Darman bersama dengan Pak Surya Sembiring dkk, aktif menjadi team doa, majelis, dimana mereka mendoakan seluruh pelayanan gereja tsb setiap Kamis selesai sermon majelis.  Demikianpun urutan prioritas pelayanan Pak Darman adalah: Kampus Politeknik, Gereja, barulah pelayanan yang lainnya.  Visi Kampus ia dapatkan jelas di tahun 1997 saat keluar SK Pegawai Negeri per tgl 01 Februari 1997 tepat kelahiran putra pertamanya Joy Samuel.  Beliau sudah 3x kesempatan melamar Peg. Negeri di Politeknik namun tidak tembus.  Tahun 1996 untuk kali ke-4 Pak Darman melamar dan menjadi doanya beserta seluruh Koordinasi KMSK, bila Tuhan mengizinkan tembus Peg. Negeri maka Pak Darman akan melayani sebagai Pembina KMSK Politeknik.

Dalam hal karier, Pak Darman bekerinduan mengambil S-2 dan terwujud pada bulan Agustus 2001-September 2003, beliau berangkat ke Bandung mengambil program Pasca Sarjana jurusan Teknik Sipil di ITB.  Hal ini dilakukan karena beliau merasa Tuhan anugerahkan potensi/kemampuan megembangkan SDM-nya, dan juga untuk pengembangan karier di Politeknik faktor gelar menjadi dominan untuk meraih jabatan, dan disamping itu untuk mempraktekkan kemampuan dan penghasilan dari tunjangan jabatan dengan sendirinya akan mengikuti.  Sesuai dengan keputusannya melayani di kampus beliau merasa perlunya orang Kristen memiliki posisi di Politeknik untuk keseimbangan dengan UKM yang lain.  Sebab terkadang mahasiswa kurang ditanggapi, tetapi Dosen akan lebih didengarkan, apalagi bila memiliki jabatan penting.  Karena itu mari kita doakan agar karier Pak Darman dapat terus berkembang dan meraih jabatan penting demi kemuliaan nama Tuhan.

Pak Darman menikah dengan Jerny Samaria Purba pada tgl 17 Februari 1996.  Beliau merasa bersyukur karena pada waktu yang tepat Tuhan mempertemukan dan mempersatukan dengan orang yang tepat pula.  Mencari teman hidup setelah bertobat jauh lebih indah pada waktu-Nya.  Bulan November 1994 saat Jam Doa Semalaman seluruh koordinasi KMSK berdoa untuk Pak Darman karena usia juga sudah mendesak.  Tuhan bekerja dengan cara-Nya sendiri memberikan seorang anak Tuhan mantan koordinasi KMSK juga yang kerohaniannya sudah lebih mantap, tetapi Pak Darman dapat menyeimbangkan dengan pertumbuhan rohani yang pesat.  Mereka dikaruniai 2 putra : Joy Samuel  dan Duwin Feloi kelahiran Bandung, 27 Juni 2002. Dalam kehidupan berkeluarga Pak Darman selalu melihat kepada prinsip segitiga emas, Kristus diatas dan suami/istri di sudut kaki kiri-kanan.  Bagaimanapun akrabnya bila suami-istri tidak menyatu dengan Kristus bisa tangguh tetapi ke arah lain.  Namun bila melekat kepada Kristus maka baik suami maupun istri harus sama-sama bertumbuh kepada Kristus.  Semakin dekat kepada Kristus otomatis suami/istri juga semakin dekat. Istri yang sepadan menjadi penolong dan pendukung suami sehingga sangat mendukung untuk prioritas pelayanan.  Kehidupan rumah tangga dalam Tuhan bukan berarti tanpa konflik, semua pasti ada, tetapi dengan takut akan Tuhan bisa lebih baik mengatasi konflik, bisa diatasi seiring dengan pertumbuhan rohani berkeluarga.  Istri yang takut akan Tuhan juga memberi dukungan di saat-saat sulit, menjadi penolong dan bukan perongrong. Menurut Pak Darman, menjadi seorang Bapak, kepala keluarga, seorang suami harus dipelajari khusus tiap-tiap hari karena masalah akan berkembang saat baru menikah, kemudian punya anak 1, punya anak 2, saat anak mulai sekolah, dan seterusnya pembelajaran itu tidak akan pernah lulus.  Kuncinya adalah intensitas persekutuan tidak boleh timpang antara suami dan istri.  Mendidik anak kepada Kristus juga harus sesuai dengan praktek di rumah.  Kerinduan Pak Darman adalah membina kerohanian anak dari kecil dan membawanya kepada Kristus. 

Pesan Pak Darman untuk semua Alumni Politeknik  adalah Matius 6:33.  Berbahaya kalau kita sudah tidak sabar untuk mencari lebih dahulu ‘apa yang ditambahkan’ tsb, tidak sabar menunggu kapan, berapa banyak.  Seharusnya mensyukuri apa yang ada, tidak mengejar materi tetapi mengejar melayani Tuhan.  Jika ingin punya mobil, punya materi, mengejar apapun jalannya harus tetap lurus, kalau mengikuti jalan dunia ini apa gunanya? Semua itu akan ditinggalkan.  Sabarlah menderita, sabarlah sederhana, kalau tidak semua akan terlantar: kerohanian terlantar, rohani anak, suami/istri terlantar.  Ingatlah Mazmur 127 itu.  Justru didalam kesulitan disaat tidak ada uang, tidak ada air, disitu doa kita menjadi intensif, penyerahan total dan nyata Tuhan selalu memberikan jalan keluar.  Begitulah pengalaman hidup yang dirasakan oleh mereka, khususnya selama di Bandung.  Walau kadang masih ada kekuatiran tapi Tuhan selalu mencukupkan.  Dan itu semakin mengajar mereka berharap dan beriman kepada Tuhan.

Sebagai penutup, yang menjadi Motto Pak Darman sebagaimana sering diucapkannya dalam khotbah:  Kalau kita sibuk memikirkan pekerjaan Tuhan, Tuhan juga sibuk membantu mengerjakan pekerjaan kita.  Lebih ringkasnya lagi:  Kalau kita sibuk dengan urusan Tuhan, Tuhan pasti sibuk dengan urusan kita.  Tidak pernah putus makan karena kurang waktu untuk cari makan akibat sibuk pelayanan, tidak juga takut kurang uang.  Karena hal ini sudah beberapa kali dialami oleh mereka membuat mereka semakin beriman dan tetap menunaikan tugas pelayanan mereka. Maju terus Pak Darman, Tuhan Yesus memberkati.  (ts)

Lihat Profil Alumni Lainnya :

- Bintoro Simangunsong

 

Visi Dan Misi

 
AD/ART
 
Jadwal Kebaktian
 
Profil Alumni
 
Ulang Tahun
 
Saran
 

 

 

Sekretariat :

P. Bulan Medan 20156