Tujuan :
Untuk mengetahui bagaimana seharusnya sikap kita dalam Pemilu
Sebagai
anak-anak Tuhan kita juga harus mengetahui arti Pemilu dan
bagaimana peran kita didalamnya. Pemilu diadakan pada dasarnya
adalah untuk :
Didalam
setiap masa dan tantangan tertentu, saat itu sebenarnya ada
panggilan dan maksud Tuhan bagi kita untuk Negara ini. Jadi
kita sebagai anak-anak Tuhan seharusnya tidak berlaku apatis
terhadap setiap kejadian politik yang terjadi di Negara kita.
Ada banyak
tokoh-tokoh Alkitab yang kita tahu juga mau untuk memikirkan dan
berbuat sesuatu untuk Bangsanya. Seperti Nehemia
meskipun dia berada di Negeri orang dimana kondisi kehidupannya
pun sudah baik yaitu sebagai juru minuman raja, tetapi ketika
dia mendengar berita dari Hanani tetang keadaan bangsanya yang
tercela dimana tembok-tembok Yerusalem telah hancur. Dia tidak
tinggal diam tetapi dengan berani dia mengajukan permohonan
kepada raja untuk memberikan izin membangun kembali bangsanya
dan meminta surat izin agar setiap tempat yang ia lewati
bupatinya memberikan bantuan untuk pembangunan tembok Yerusalem.
Dalam
Yeremia 29:7 dikatakan bahwa kita harus ikut mengusahakan
kesejahteraan negara ini sehingga kesejahteraan bangsa adalah
kesejahteraan kita juga.
Ada beberapa
hal penting dalam diri Nehemia yang menunjukkan bebannya bagi
kemajuan bangsanya, antara lain :
- Concern
(Neh 1:1-4)
Nehamia
memiliki kepedulian terhadap keadaan bangsanya, meskipun dia
berada di negeri orang lain tetapi dia peduli dengan mau
menanyakan bagaimana kondisi bangsanya.
-
Compassion
Nehemia
memiliki rasa belas kasihan dan rasa tanggung jawab terhadap
keadaan bangsanya. Dapat kita ketahui dalam ayat 4, dia terbeban
untuk berdoa dan berpuasa untuk bangsanya.
-
Commitment
Memiliki dan
melakukan komitmennya untuk memperbaiki keadaan bangsanya,
melakukan riset untuk mengetahui kondisi yang sebenarnya serta
menyusun setiap rencana-rencana. (Neh 2:12-16), membagi beban
kepada orang lain. (Neh 2:17-18)
Dalam
menjalankan demokrasi ada hal yang menjadi tantangannya
yaitu :
- Adanya
Militerisme, yang pada umumnya bersifat keras atau
diktator.
- Adanya
Marginalisasi, yang lebih mengutamakan agama, ras, suku,
gelar atau dikatakan dengan mayoritas mematikan minoritas.
Bagaimana
kita menyikapi adanya Golput? Seorang alumni
yang takut akan Tuhan seharusnya kita tidak memilih
sikap itu, karena itu menunjukkan sikap yang tidak
bertanggung jawab demi kemajuan bangsa.
Sebagai
Alumni ada hal yang dapat kita perbuat untuk bangsa kita ini,
diantaranya alumni dapat saja terjun langsung ke dalam partai
politik kalau memang kita memiliki vocation atau ada
panggilan khusus dalam bidang ini. Sedangkan Hamba Tuhan
khususnya Pendeta, apabila ia terjun dalam partai politik kita
perlu kembali menanyakan apa sebenarnya panggilan hidupnya.
Bila ia memiliki vocation dalam politik seharusnya ia memiliki
suara kenabian yang mau dan berani untuk menyatakan kebenaran
dalam dunia politik. Seperti Nabi Yesaya yang berani
untuk menyatakan kebenaran yang sesungguhnya.
Lain halnya
dengan nabi Musa, ia seorang negarawan yang juga
memiliki suara kenabian. Karena itu marilah kita memikirkan,
berdoa dan berbuat untuk memulihkan keadaan bangsa dan negara
kita Indonesia tercinta.
Shalom Tuhan
memberkati